OrangMinangkabau. Bahasa Minang, Indonesia, Melayu, dan Kerinci. Minangkabau atau disingkat Minang ( Jawi: ميناڠكاباو) merupakan kelompok etnik pribumi yang berasal dari Dataran Tinggi Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Secara geografis, persebaran etnik Minangkabau meliputi seluruh daratan Sumatra Barat, separuh daratan Riau
Original Posted By Angku Mudo►untuk menambah pengetahuan awak sebagai orang minang dalam perihal ilmu mudo,tantu kito harus tahu dengan hal-hal yg lazim dalam keilmuan minang tersebut,untuk kali ini kita mendapat materi "PITUNANG" uraiannya seperti berikut Saturday, 05 August 2006 Pitunang merupakan ilmu magis yang dimaksudkan untuk mensugesti orang lain agar tertarik untuk melihat, mendengar atau menyukai seseorang. Ilmu ini termasuk kategori ilmu muda, artinya ilmu yang dipelajari dan untuk kepentingan orang-orang muda. Pada masa lalu, pitunang lazim dipelajari orang muda untuk berbagai kepentingan. Orang dari profesi tertentu seperti tukang dendang, tukang saluang, atau tukang rabab, dan bidang seni pertunjukan lainnya, biasa mempelajari dan menggunakan ilmu ini untuk kepentingan professional mereka. Begitu juga tukang pedati atau sopir bis. Dengan menggunakan ilmu pitunang, mereka berharap orang mendatangi dan menyukai pertunjukan mereka. Bagi sopir, mereka berharap orang senang naik ke kendaraan yang disopirinya. Ada beragam cara dan media yang dipakai untuk memfungsikan ilmu pitunang. Bagi tukang saluang atau rebab, biasanya memanfaatkan alat musik yang mereka mainkan sebagai media untuk pitunang. Caranya adalah dengan memberikan perlakukan khusus terhadap alat musik itu. Perlakukan khusus itu dikerjakan semenjak tahap pembuatan hingga penggunaan alat musik di lapangan. Perlakuan khusus itu adalah dengan cara berikut. Pembuat akan mencari yang spesial untuk membuat saluang, bansi atau rebab yang akan dijadikan media pitunang. Bahan yang disukai adalah talang yang hanyut di sungai atau talang yang digunakan untuk menjemur kain. Untuk talang jenis terakhir ini, talang itu harus diambil dengan cara mencuri, tidak diminta. Setelah dipotong menurut ukuran tertentu, talang itu dilobangi sesuai dengan kebutuhan nada. Pembuatan lobang hanya dilakukan pada waktu khusus, yaitu pada hari ada penduduk yang meninggal dunia, khususnya jika orang itu meninggal karena melahirkan bayi. Dukun membuat lobang disertai pembacaan mantra. Untuk setiap orang yang meninggal hanya boleh dibuat satu lobang. Begitu ada lagi yang meninggal, ditambah lagi satu lobang. Demikian seterusnya hingga lobang yang dibutuhkan itu cukup. Setelah proses itu selesai, maka alat itu siap digunakan. Ada juga yang menggunakan cara yang lain. Alat musik yang akan digunakan sebagai media merupakan alat musik biasa dan telah siap pakai, tetapi kemudian diberi tambahan bahan lain untuk kepentingan pitunang. Bahan yang lazim digunakan adalah kemenyan dan kertas ceki. Caranhya, pemakai pitunang mendatangi dukun untuk minta kemenyan atau kertas ceki. Dukun kemudian membacakan mantra pada kemenyan atau kertas ceki itu dan memberikannya kepada pemesan. Kemenyan atau kartu ceki kemudian ditaruh di ujung saluang atau bansi. Sebelum alat musik dimainkan, kemenyan tadi dibakar sedikit. Jika media yang digunakan kartu ceki, maka kartu ceki itu diasapi dengan kemenyan. Akibat yang diharapkan dari penggunaan pitunang pada alat musik adalah agar pendengar merasa tertarik dan merasakan keindahan irama lagu dari alat musik yang dimainkan. Menurut beberapa orang yang pernah merasakan dampak pitunang, pendengar seakan merasa dipukau oleh musik yang dimainkan. Konon ilmu pitunang itu seakan menggoda hati dan pikiran untuk datang dan mendengarkan musik yang sedang dimainkan. Bahkan pada pitunang yang kuat daya magisnya, ia bisa membangunkan orang untuk datang ke tempat pertunjukan, meskipun tempat itu cukup jauh. Untuk pitunang yang mengandalkan pada alat musik atau alat lain sebagai media, ada pantangan tertentu yang harus dihindari. Pantangan utama adalah alat musik itu tidak boleh dilangkahi ataupun dipegang oleh wanita yang sedang haid. Tindakan melangkahi media dianggap pantangan yang cukup umum. Jika pantangan itu tidak diindahkan, maka daya magis peralatan itu akan hilang, sehingga ia tidak bisa difungsikan sebagai media ilmu pitunang. Berkait dengan pantangan kedua, wanita yang sedang haid berada dalam situasi tidak bersih, sehingga dapat menghapus daya magi pitunang yang terdapat pada alat musik itu. Larangan itu umumnya diberlakukan untuk seluruh wanita, karena akan tidak sopan untuk menanyai wanita apakah mereka sedang haid atau tidak. Pantangan lainnya yang juga umum adalah alat musik itu tidak boleh dibawa ke tempat buang air besar, seperti WC. Ada juga pitunang yang bersifat inheren dalam diri pemakainya. Untuk pitunang jenis ini, pemakainya mempelajari secara khusus ilmu ini pada seorang guru dengan persyaratan tertentu. Ia dapat menggunakan kemampuan pitunang dengan beragam cara dan memanfaatkan berbagai media. Jenis pitunang yang bersifat inheren ini bisa digunakan kapan saja. Ia bisa digunakan saat menari, menyanyi, atau bahkan sedang bersendagurau. Ada juga yang memfungsikannya melalui siulan, tepukan atau jentikan tangan. Pitunang jenis ini biasa juga disebut Pamanih , atau pemanis. Berikut ini adalah sebagian dari mantra pitunang dari wilayah Pesisir. Auzubillahi minassyaithanir rajiin Bismillahirrahmanirrahim Siriahku sarangkai kuniang Pinangku sarangkai mudo Doaku si putiah kuniang Tabikkan cahayo tampang bungo Serak sumarai ka rambuik aku Nak takajuik urang sakoto Nak tagampa urang sabalai Mancaliak aku ka lalu Barakat La illaha illallah, hu Allah. Sebagai akibat dari penggunaan ilmu pituang, maka pemakainya mudah disenangi orang lain. Akibat selanjutnya, pemakai ilmu pituang dengan mudah merayu orang lain untuk dinikahi. Tidak mengherankan jika orang-orang yang menggunakan ilmu ini memiliki banyak isteri. Pada wanita, ia jadi sering kimpoi cerai dan menikah dengan beberapa lelaki pada waktu yang berbeda. Sebagai ilmu yang lazim dipelajari dan digunakan dalam masyarakat Minangkabau, sejauh ini tidak ada informasi tentang hukuman untuk seseorang yang menggunakan ilmu pitunang untuk hal-hal yang tidak baik. Sebabnya adalah karena tidak ada bukti konkrit tentang tindakan demikian. Jika ada masalah yang ditimbulkan oleh ilmu penggunaan pitunang, maka cara yang lazim digunakan adalah melalui perundingan. Seandainya seorang wanita berhasil disugesti oleh pemakai pitunang atau pamanih, maka salah satu anggota keluarganya yang memahami dunia magis akan mencari informasi tentang orang yang melancarkan pitunang itu. Jika tak ada anggota keluarga tersebut yang memiliki kemampuan dalam bidang magis, ia bisa minta tolong kepada orang lain yang memiliki kemampuan demikian. Melalui bantuan orang yang ahli dalam bidang magis akan dapat diketahui siapa yang melancarkan pitunang. Setelah itu pihak keluarga akan mendatangi pemakai pitunang dan meminta pelaku untuk menghentikan tindakannya. Seandainya pelaku tidak mau menghentikan tindakannya dengan alasan tertentu, maka akan dicarikan jalan keluar yang bisa diterima kedua belah pihak. Jika perundingan menemui jalan buntu dan pelaku ilmu pitunang tidak mau menerima cara perundingan, maka beberapa orang ahli dalam bidang magis di kampung itu akan melakukan musyawarah untuk menentukan tindakan terhadap pelaku. Tindakan keras yang lazim dilakukan adalah para tetua kampung dengan cara menghabiskan atau melucuti kemampuan ilmu magis yang dimiliki pelaku. Tindakan ini amat ditakuti, karena dapat bermuara para kematian. Biasanya pelaku akan mematuhi perundingan yang diusulkan tetua kampung. Meskipun ilmu pitunang dapat dilakukan pada setiap saat, tidak sulit sulit untuk menghindarkan diri dari pitunang yang dilancarkan orang lain. Ilmu demikian diyakini tidak berfungsi untuk orang yang beriman kuat, berperilaku sopan dan tidak melakukan perbuatan yang salah, khususnya terhadap pemilik pitunang. Cara yang lazim juga digunakan membentengi diri dengan mengunyah atau memegang daun merunggai Moringga oleifera. Para pengguna ilmu magis takut dengan daun ini, karena dipercaya dapat menghabiskan kemampuan magis yang dimiliki. Daun lain yang berfungsi sama adalah daun lenjuang Cordyline fruticosa. Hanya di beberapa daerah pedalaman saja ilmu pemanis atau pitunang masih ada dan dipelajari orang. Generasi muda di daerah perkotaan yang telah menempuh pendidikan fomal hampir tidak ada yang mempelajari dan menggunakan ilmu pitunang. * Kritikus sastra dan dosen Fakultas Sastra Univ. Andalas, ketua Dewan Kesenian Sumatra Barat; penulis cerita anak Kalau seseorang memakai ilmu pitunang ini dan ia ingin menyembuhkan orang yang terkena pitunang ini, bagaimana caranya puh...???
JIKA2007 ini anda punya rencana untuk pulang kampuang--bagi yang merantau-- atau mau jalan ke Ranah Minang --buat yang hobi jalan-jalan--, reschedule kembali jadwal kunjungan ada. Itu jika anda berkeinginan melihat prosesi baralek gadang (pesta pernikahan) ala rang Minang di Kota Padang. Saat liburan panjang nanti, sekitar Juni-Juli 2007, keingintahuan anda soal pesta adat ini akan terjawab.
- Orang Minang dikenal sebagai suku yang banyak memiliki orang-orang terpelajar. Mulai dari politisi, sastrawan, pembuat film, pemuka agama, ilmuwan, dan tokoh pendidikan, banyak yang berasal dari Minang. Sejak awal kemerdekaan Indonesia, orang terpelajar mereka sudah banyak, meski pun Universitas Andalas belum ada di zaman pertengahan abad lalu, bersama etnis lain di Indonesia, orang-orang Minang terpelajar ambil bagian dalam Proklamasi dan pendirian Republik Indonesia. Orang-orang tak akan lupa nama Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Haji Agus Salim, Mohammad Yamin, dan Tan Malaka. Mereka adalah orang-orang yang menorehkan sejarah dalam perjalanan Indonesia. Atas jasanya, mereka mendapatkan gelar Pahlawan tidak semua orang hebat dari Minang ini menjadi Pahlawan Nasional. Ada Jahja Datuk Kajo, dari generasi yang lebih tua dari Hatta. Ia tak kalah hebat dari cendekia-cendekia Minang lainnya. Sekolahnya memang tidak setinggi Hatta, tetapi sebagai anggota Volksraad Dewan Rakyat Jahja ikut melawan Belanda. Jika anggota Volksraad lain, yang kebanyakan Belanda, memakai bahasa Belanda dalam sidang Volksraad, maka Jahja memakai bahasa Melayu. Begitu tertulis dalam Kelah Sang Demang, Jahja Datoek Kajo, Pidato Otokritik di Volksraad 1927 – 1939 2008.Masuk Pergerakan NasionalPada zaman kolonial Hindia Belanda, belum ada sekolah tinggi hadir di Minang. Universitas Andalas baru ada setelah Indonesia merdeka. Bagi mereka yang sudah lulus SD elit macam HIS atau ELS, bisa meneruskan ke sekolah menengah kolonial. Jika ingin jadi guru mereka bisa pergi ke Fort de Kock Bukittinggi, di mana Kweekschool sudah ada sejak 1856. Jika ingin berijazah SMP saja, di kota Padang terdapat MULO. Kebanyakan kaum terpelajar Padang, jika sudah menempuh sekolah-sekolah itu akan merantau dan belajar di sekolah yang lebih tinggi lagi di Pulau terpelajar yang lebih senior dari Hatta, belum banyak yang sekolah tinggi. Mereka kebanyakan menjadi pejabat di daerah Sumatera. Tak hanya Jahja Datuk Kajo, yang sebelum jadi anggota Volksraad, dia pernah jadi Demang atau Camat. Ada lagi Mohammad Rasad gelar Maharaja Sutan, yang menjadi jaksa di Medan. Mereka sama-sama berasal dari Koto Gadang orang berada, mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka hingga berijazah setara SMA. Jahja punya anak laki-laki bernama Daan Jahja, yang terakhir belajar di Sekolah Kedokteran zaman Jepang Ika Dai Gakku di Jakarta. Namun, ia tidak lulus karena Perang. Daan kemudian jadi perwira Tentara Nasional Indonesia TNI. Di usia yang masih sangat muda, Daan Jahja pernah menjadi Gubernur Militer di Rasad juga menyekolahkan anak laki-lakinya hingga SMA. Salah satunya Sutan Syahrir yang menjadi Perdana Menteri pertama Republik Indonesia. Pendidikan kurang dianggap penting bagi anak perempuannya. Salah seorang anak Mohammad Rasad yang tak disekolahkan. Namun, anak ini bisa membaca, dan belakangan bisa menulis. Anak ini belakangan menjadi tokoh perempuan Indonesia yang terlibat juga dalam pergerakan nasional, Rohana Koedoes. Dia saudara seayah Sutan Syahrir, tapi lain anak-ananya yang menjadi tokoh pergerakan seperti Syahrir dan Rohana, Rasad juga punya cucu yang dikenal sebagai sosialis gerakan bawah tanah anti Jepang, yakni Djohan Sjahruzah. Djohan juga berijazah SMA. Dia pernah sebentar kuliah di Recht Hoge School sekolah tinggi hukum Jakarta. Belakangan lebih memilih masuk pergerakan. Untuk menyambung hidup, Djohan pernah bekerja juga di perusahaan minyak Belanda, tapi tidak lama karena keterlibatan di serikat buruh. Djohan menikahi putri Haji Agus soal Haji Agus Salim, yang dikenal sebagai tokoh Sarekat Islam dan Menteri Luar Negeri di awal-awal kemerdekaan, tentu menarik. Dia lulusan terbaik HBS-KW III Jakarta, yang gedungnya menjadi bagian dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI. Agus Salim adalah anak Mohammad Salim, seorang jaksa. Pernah menjadi Jaksa Kepala di Riau. Dengan kedudukan ayahnya Salim bisa bersekolah di sekolah lulusan terbaik HBS, Salim sebenarnya bisa kuliah di Belanda jika mau menerima beasiswa yang dihibahkan Kartini. Namun, dia memilih bekerja. Setelah di perusahaan swasta, dia bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi. Kembali ke Indonesia dia masuk Sarekat Islam. Meski dia lulusan sekolah Belanda, Salim justru tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah Belanda, melainkan belajar di rumah. Meski tak sekolah Belanda, anak-anaknya bisa berbahasa Belanda bahkan Inggris. Anaknya bahkan terlibat pergerakan nasional sejak muda. Dolly, yang masih 15 tahun, sudah memainkan piano membawakan Indonesia Raya ketika Kongres Pemuda II. Selain anak-anak Agus Salim, ada adiknya yang juga ikut pergerakan nasional. Abdul Chalid Salim, begitu nama sang adik, terlibat pemberontakan komunis 1926-1927 hingga harus dibuang ke Digoel. Sebelum dibuang, dia adalah seorang wartawan. Setelah bebas, adiknya menulis buku Lima Belas Tahun Minang yang bergabung dengan Sarekat Islam selain Salim tentu saja Abdul Muis. Dia anak seorang demang yang pernah sebentar belajar di sekolah kedokteran zaman Belanda STOVIA. Muis yang tak lulus sekolah dokter itu kemudian menjadi anggota Volksraad. Selain sebagai tokoh pergerakan, dia juga dikenal sebagai novelis. Orang Minang lain yang tak lulus dari STOVIA adalah Djamaludin Adinegoro, masih saudara seayah dari Mohammad Yamin tapi beda ibu. Dia juga jago menulis. Namanya diabadikan sebagai penghargaan bidang terpelajar lain tentu saja Ibrahim, putra HM Rasad, seorang pegawai pertanian. Ibrahim siswa cerdas di sekolahnya, Kweekschool Bukittinggi. Lulus dari kweekschool dia dihormati dan diberi gelar Datuk Tan Malaka. Padahal, usianya baru 16 tahun. Tan Malaka lalu diberi pinjaman uang untuk sekolah lagi di Belanda. Dari Belanda, Tan yang kembali ke Indonesia dan sempat mengajar di sekolah milik Senembah Maskapai, akhirnya bergabung dengan Partai Komunis Indonesia PKI. Meski dia PKI, Tan adalah sosok yang menekankan perlunya persekutuan dengan orang-orang Islam dalam melawan Belanda. Sebagai komunis, Tan bukan orang yang menurut pada Stalin. Hingga dia dimusuhi. Tan dikenal dengan karya intelektual merupakan anak-anak pegawai. Hatta adalah salah satu pengecualian. Ia berasal dari keluarga pedagang. Setelah lulus MULO, Hatta belajar di sekolah dagang di Jakarta, sebelum akhirnya belajar di sekolah tinggi dagang Rotterdam. Setelah bekerja di perusahaan pamannya, Mak Etek, Hatta masuk pergerakan nasional. Bersama Syahrir, Hatta juga ikut dibuang ke Boven Digoel, karena dianggap berbahaya bagi pemerintah Hatta dan Syahrir, banyak juga orang-orang Minang yang dibuang ke Digoel. Di antara mereka sudah bergelar haji dan memperdalam ilmu agama Islam. Mereka adalah Soeleiman gelar Haji Soeleiman; Sinoerdin Gelar Haji Noerdin; Iljas jacob; Djamaludin Taib; Mochtar Lutfie, dan tentu saja Chalid Juga SastrawanSebagai novelis, Abdul Muis pernah mengeluarkan Pertemuan Jodoh 1933, Surapati 1950, Robert Anak Surapati 1953 dan yang paling sohor tentunya Salah Asuhan 1928. Karya Salah Asuhan satu zaman dengan Siti Nurbaya yang ditulis oleh Marah Rusli. Jika Abdul Muis adalah politisi, maka Marah Rusli sehari-hari bekerja sebagai dokter hewan yang pernah ditugaskan juga ke Nusa Tenggara. Selain Siti Nurbaya, Marah Rusli juga menulis La Hami dan Memang Jodoh. Dalam periode yang sama dengan Siti Nurbaya, karya tulis Tulis Sutan Sati yang berjudul Sengsara Membawa Nikmat juga lahir,Buya Hamka yang dikenal tokoh Islam dan politisi di masa orde lama, juga menelurkan beberapa karya penting dalam sejarah sastra Indonesia seperti Di bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal van der Wijk. Dua karya Hamka itu sudah pernah pergerakan lain yang juga ikut menulis adalah Roestam Effendi. Dia adik kelas jauh Tan Malaka di kweekschool Bukittinggi. Karya-karya Roestam antara lain drama Bebasari dan puisi-puisi yang dibukukan dalam Percikan Renungan. Dari sekian banyak tokoh pergerakan Indonesia, hanya Roestam yang pernah menjadi anggota parlemen Belanda. Dia menjadi wakil Partai Komunis Belanda. Bakat berpolitiknya menurun pada cucunya, Dede Yusuf Effendi yang pernah jadi Wakil Gubernur Jawa antara pemuda keturunan Minang, dari generasi di bawah Roestam tentu saja ada Idrus yang menulis Dari Ave Maria Jalan Lain Ke Roma, Rivai Avin dengan Tiga Menguak Takdir, Ali Akbar Navis dengan Robohnya Surau Kami. Selain menulis novel-novel, tentu jika bicara puisi orang-orang Indonesia haram hukumnya melupakan Chairil Anwar yang dianggap pendobrak dunia puisi Indonesia. Para penulis Minang bisa dibilang cukup mendominasi dunia sastra Indonesia. Mereka juga orang-orang yang tak kalah terpelajar dari Syahrir dan lapangan keagamaan, setidaknya, di akhir abad XIX, pernah ada seorang Minangkabau yang menjadi tuan guru ilmu agama di Mekkah, namanya adalah Syech Achmad Khatib. Orang-orang dari belahan dunia yang belajar ilmu agama di Mekkah pernah belajar darinya. Termasuk orang-orang Indonesia yang naik haji dan belajar di sana. Ayah Hamka sendiri adalah tuan guru di Sumatera Barat. Ayahnya termasuk tokoh terpandang yang ikut mendirikan tempat belajar agama Islam yang dianggap modern bernama Sumatra Thawalib. Tentu saja di generasi berikutnya orang-orang terpelajar itu bertambah jumlahnya. Dari semua tokoh di atas, hampir semuanya menjadi besar namanya setelah merantau untuk belajar dan berkarya. Mereka lahir di Minang, tapi tidak besar di Tanah Minang. - Sosial Budaya Reporter Petrik MatanasiPenulis Petrik MatanasiEditor Nurul Qomariyah Pramisti
Pembahasantentang proses ini masuk dalam pembahasan ilmu-pengetahuannya secara epistemologis. B. Epistemologi Ilmu Silat Para ahli filsafat dalam hal ini filsafat ilmu mengemukakan, bahwasanya ilmu-pengetahuan itu dapat dilalui dengan sumber-sumber yang telah diketahui keberadaannya, antara lain: Empirikal, Rasional, Intuitif, dan Wahyu.Bismillaahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa Barakatuhu Alhamdulillah Wash Shalatu was salamu Ala Rasulillah. Amma ba’du Para pembaca, Kaum Muslimin yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala.. Diantara kenikmatan yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada manusia dizaman ini yang selayaknya kita syukuri adalah lahirnya berbagai macam sarana-sarana informasi dan komunikasi sebagai wasilah yang bisa digunakan untuk mempelajari ilmu dan menyebarkannya serta untuk mendakwahkan agama Allah Ta’ala. Adapun perkara yang terkait dengan hukum menuntut ilmu agama,maka telah kita ketahui bersama tentang wajibnya menuntut ilmu agama atas setiap muslim sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam طلب العلم فريضة على كل مسلم “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim”. _________________________ Shahihul Jami’ 3913 Beliau juga bersabda menyebutkan tentang keutamaan menuntut ilmu syar’i من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة “Barang siapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah jalannya menuju surga”. 2822 Berdasarkan hadits diatas, metode dalam mendapatkan ilmu sebagaimana dijelaskan oleh para ulama ada dua 2 METODE HISSIY Yakni mendatangi langsung tempat-tempat adanya ilmu tersebut dengan berjalan ataupun berkendaraan Berkata Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ﺳﻠﻮﻙ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﻳﺸﻤﻞ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﺍﻟﺤﺴﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻘﺮﻋﻪ ﺍﻷﻗﺪﺍﻡ ﻣﺜﻞ ﺃﻥ ﻳﺄﺗﻲ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﻦ ﺑﻴﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻣﺴﺠﺪﺍ ﺃﻭ ﻣﺪﺭﺳﺔ ﺃﻭ ﻛﻠﻴﺔ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻭﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺃﻳﻀﺎ ﺍﻟﺮﺣﻠﺔ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺮﺗﺤﻞ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﻦ ﺑﻠﺪﻩ ﺇﻟﻰ ﺑﻠﺪ ﺁﺧﺮ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻬﺬﺍ ﺳﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻤﺎ “Menempuh jalan disini mencakup jalan yang bersifat indrawi yang diinjak oleh telapak kaki, seperti seseorang yang keluar rumahnya mendatangi tempat diajarkannya ilmu baik tempat itu berupa masjid, atau sekolah atau kampus atau selain itu, dan juga termasuk dalam bentuk ini mengadakan perjalanan jauh dalam menuntut ilmu dimana seseorang meninggalkan negerinya ke negeri lain untuk mencari ilmu. Maka berarti orang ini telah menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu.” ———————— Syarh Riyadhis Shalihin 5/434 Contoh dalam perkara ini adalah kisah yang masyhur perjalanan shahabat yang mulia Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu yang melakukan perjalanan ke negeri Syam meninggalkan kota Madinah dengan mengendarai unta yang lama perjalanannya satu bulan hanya untuk mencari satu hadits saja yang diterima oleh seorang shahabat bernama Abdullah bin Unais Al Anshari radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. 2. METODE MA’NAWI Yakni mengambil ilmu tanpa mendatangi tempat-tempat diajarkannya ilmu, namun dengan menggunakan wasilah-wasilah yang ada. Berkata Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻌﻨﻮﻱ ﻭﻫﻮ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺃﻓﻮﺍﻩ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻭﻣﻦ ﺑﻄﻮﻥ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﻓﺎﻟﺬﻱ ﻳﺮﺍﺟﻊ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﻟﻠﻌﺜﻮﺭ ﻋﻠﻰ ﺣﻜﻢ ﻣﺴﺄﻟﺔ ﺷﺮﻋﻴﺔ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺟﺎﻟﺴﺎ ﻋﻠﻰ ﻛﺮﺳﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻗﺪ ﺳﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻤﺎ “Metode ma’nawiy yakni mencari ilmu itu dari mulutnya para ulama yakni dari rekaman suara mereka dan dari isi kitab-kitab ulama. Karena itu orang yang mengkaji kitab untuk mendapatkan hukum atas sebuah masalah syar’I –meskipun ia hanya duduk saja diatas kursinya– maka sesungguhnya ia telah menempuh sebuah jalan untuk mencari ilmu” __________________________________ Syarh Riyadhis Shalihin 5/434 Syekh Abdurrahman bin Nashir As- Sa’di rahimahullah juga berkata ketika menjelaskan hadits diatas ﻓﻜﻞ ﻃﺮﻳﻖ ﺣﺴﻲ ﺃﻭ ﻣﻌﻨﻮﻱ ﻳﺴﻠﻜﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﻌﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻭ ﻳﺤﺼﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﺩﺍﺧﻞ ﻓﻲ هذا الحديث “Maka setiap metode hissiy atau ma’nawiy yang ditempuh oleh ahli ilmu untuk membantu menguasai ilmu atau mendapatkannya maka hal itu masuk kedalam hadits ini” ______________________ Aadabil Mu’allimi wal Muta’allim Juga dijelaskan hal ini oleh Syekh Muhammad Sholeh Al-Munajjid hafizhahullah dalam website beliau ﻗﻮﻟﻪ ﷺ“ ﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘًﺎ “ ﺃﻱ ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺗﻮﺻﻞ ﻟﻠﻌﻠﻢ “ ﺳﻬﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻃﺮﻳﻘًﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ “ ﺃﻱ ﻃﺮﻳﻘﺔ، ﺳﺆﺍﻝ ﺑﺎﻟﻬﺎﺗﻒ، ﺳﻤﺎﻉ ﺷﺮﻳﻂ، ﻗﺮﺍﺀﺓ ﻛﺘﺎﺏ، ﺗﻔﻜﻴﺮ ﻓﻲ ﻣﺴﺄﻟﺔ، ﻣﺪﺍﺭﺳﺔ ﻣﻊ ﻃﻠﺒﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﺑﺤﺚ ﻭﺗﻨﻘﻴﺐ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺘﺐ، ﺃﻱ ﻃﺮﻳﻘﺔ ﺗﺤﺼﻞ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺴﻬﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﺑﻬﺎ ﻃﺮﻳﻘﺎً ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ “Sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam “ Siapa yang menempuh suatu jalan” yakni metode apa saja yang bisa menyampaikan kepada ilmu, “ Allah mudahkan untuknya jalan menuju syurga” yakni metode apa saja, bertanya melalui telepon, mendengarkan kaset, membaca kitab, mengkaji sebuah masalah, saling belajar dan mengajarkan sesama penuntut ilmu, membahas dan menggali ilmu yang ada dalam kitab-kitab, metode apa saja yang diperoleh dengannya ilmu, maka Allah akan mudahkan untukmu jalan menuju syurga” Para Pembaca, Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Ta’ala .. Dari pemaparan para ulama diatas tidak diragukan lagi, bahwa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya berbagai sarana media online yang ada hari ini merupakan perkara yang penting untuk digarap oleh juru dakwah sebagai wasilah untuk mempelajari ilmu dan menyebarkannya serta untuk mendakwahkan agama Allah . Yang perlu juga untuk diingat….! Bahwa musuh-musuh agama Allah hari ini juga telah ambil bagian untuk mengaburkan kebenaran, menyebarkan syubhat dan kebathilan melalui media-media online saat ini, dan tentu saja kaum muslimin dalam hal ini butuh dan mesti untuk mempersiapkan kemampuan apa saja yang mereka miliki guna mengimbangi dan menangkis serangan-serangan pemikiran menyimpang, penyebaran syubhat dan kemunkaran tersebut untuk membentengi umat dari bahaya yang mereka tebarkan. Perkembangan sarana informasi dan komunikasi hari ini merupakan sesuatu yang tidak bisa dicegah. Ia akan membawa kerusakan jika dikuasai oleh orang-orang yang rusak, namun sebaliknya ia akan membawa manfaat jika dikuasai oleh orang-orang yang benar. Karena itu memperbanyak penyebaran ilmu dan dakwah melalui media online ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak buruknya dan mengimbangi penyebaran kemunkaran dan kebathilan yang ada didalamya dan mempermudah jalan bagi orang yang menginginkan kebenaran untuk mengetahui dimana kebenaran itu berada. Berangkat dari sini, maka kamipun ber’azzam untuk melahirkan sebuah website yang berisi pengetahuan tentang Islam dengan pemahaman yang shahih, yakni Islam sebagaimana yang dipahami oleh Salaful Ummah, dengan harapan semoga usaha kecil ini bermanfaat bagi kaum muslimin dinegeri minang ini secara khusus dan bisa menjadi sarana untuk penyebaran dakwah sunnah dinegeri ranah minang ini dan umumnya untuk seluruh kaum muslimin di Indonesia. Tentu saja usaha ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih butuh perbaikan dari berbagai sisi termasuk kontennya dan tentu saja akan selalu ada usaha untuk perbaikan agar lebih baik lagi dan merupakan keharusan bagi kami untuk berusaha menyajikan konten yang ilmiah, berbobot dan bermanfaat bagi kaum muslimin . Sebagai penutup , kami berharap agar usaha yang kecil ini bisa menjadi pemberat timbangan amal kebaikan disisi Allah dihari kiamat nanti. Wa shallaahu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa Ash-habihi wa sallam Wal hamdulillahi rabbil alamiin. 42 196 156 21 1 9 221 14